Rabu, Juli 15, 2009

makalah statistik,,,semester 4 untuk IT

PROPOSAL PENELITIAN

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL
UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR
TEKNIK informatika

BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah …………………………………………………..
1
B. Identifikasi Masalah ……………………………………………………….
1
C. Rumusan Masalah …………………………………………………………
3
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian …………………………………………
3

BAB II : KAJIAN PUSTAKA
A. Hakekat Media Audio Visual ……………………………………………….
5
B. Hakekat Motivasi Belajar ……………………………………………………
7
C. Hakekat Pembelajaran Fisika
Teknik ……………………………………… 9

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
A. SETTING PENELITIAN ……………………………………………………
12
B. PERSIAPAN PENELITIAN ………………………………………………..
12
C. SIKLUS PENELITIAN ……………………………………………………..
12

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………….. 17


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang Masalah

Pendidikan generasi muda dalam membentuk sumber daya manusia yang
potensial merupakan kunci utama kemajuan suatu bangsa. Inti pendidikan itu sendiri pada dasarnya adalah proses alih informasi dan nilai-nilai yang ada. Selama proses ini terjadi, pengalaman dan penalaran pengambilan keputusan seseorang akan bertambah baik. Hasil akhir suatu proses pendidikan adalah terbentuknya sesorang yang mampu berdiri sendiri, bekerja dan tak pernah berhenti belajar dan mengembangkan apa yang telah di perolehnya kami berpendapat bahwa hambatan yang ada umumnya hanya berkisar pada “tak kenal maka tak sayang” . penanggulangan permasalahan ini, khususnya yang berkaiatan dengan penggunaan media audio visual akan di bahas dalam tulisan ini.
Proses belajar mengajar dalam dunia pendidikan secara umum melibatkan empat buah komponen utama, yaitu murid, “guru”, lingkungan belajar dan materi pelajaran. Keempat komponen ini mempengaruhi murid dalam mencapai tujuan belajarnya. Tentunya setiap murid mempunyai berbagai tingkat kemampuan yang berlaianan di tinjau dari aspek daya tangkap, pengetahuan yang dimilikinya dalam bidang yang akan di pelajari (prior knowladge) motivasi belajar, keterampilan belajar ( Learning Skill), tujuan untuk belajar dan lain-lain.

B. Identifikasi Masalah

Dengan semakin canggihnya dunia teknologi mikroelektronika, peran media
audio visual tidak mungkin di abaikan begitu saja. Tenmtunya media audio visual bukan tanpa masalah untuk dapat di terima oleh masyarakat. Masalah seperti buta media audio visual (media audio visual illiterate), kesiapan mental dan juga harga yang relatif masih cukup mahal perlu di tanggulangi. Walaupun demikian keuntungan yang dapat di peroleh dengan adanya media audio visual juga cukup banyak. Sebagai contoh, hal ini dapat meliputi sumber informasi yang berlimpah dengan adanya fasilitas basis data (data base), perpustakaan elektronis, perpustakaan soal dan kisi-kisi, membantu penyampaian / pemahaman materi, membantu latihan soal dan pemahaman materi (drill dan practice, tutorial), simulasi hukum-hukum alam, membantu proses pengolahan dan analisa data / informasi dan membantu proses penurunan rumus-rumus fisika.
Semakin sadarnya orang akan pentingnya media yang membantu pembelajaran sudah mulai di rasakan. Pengelolaan alat bantu pembelajaran sudah sangat di butuhnkan. Bahkan pertumbuhan ini bersifat gradual. Metamorfosis dari perpustakaan yang menekankan pada penyediaan media cetak, menjadi penyediaan permintaan dan pemberian layanan secara multi sensori dari beragamnya kemampuan individu untuk menyerap informasi, menjadikan pelayanan yang di berikan mutlak wajib bervariatif dan secara luas. Selain itu, dengan semakin meluasnya kemajuan dibidang komunikasi dan teknologi, serta diketemukannya dinamika proses belajar, maka pelaksanaan kegiatan pendidikan dan pengajaran semakin menuntut dan memperoleh media pendidikan yang bervariasi secara luas pula.

Karena memang belajar adalah proses internal dalam dirimanusia maka guru bukanlah merupakan satu-satunya sumber belajar, namun merupkan salah satu komponen dari sumber belajar yang disebut orang. AECT ( Asociationfor Educational Communication and Technology) membedakan enam jenis sumber belajar yang dapat di gunkan dalam proses belajar, yaitu:
1. Pesan; didalamnya mencakup kurikulum (GBPP) dan mata pelajaran.
2. Orang ; didlamnya mencakup guru, orang tua, tenaga ahli, dan sebagainya.
3. Bahan ; merupakan suatu format yang di gunakan untuk emnyimpan pesan pembelajaran, seperti buku paket, buku teks, modul, program video, film, OHT (Over head Transparency) program slide, alat peraga dan sebagainya (biasa di sebut software).

4. Alat ; yang dimaksud di sini adalah sarana (piranti, hardware) untuk menyajikan bahan pada butir 3 diatas. Di dalamnya mencakup proyektor OHP, slide, film tape recorder, dan sebagainya.

5. Teknik; yang dimaksud adalah cara (prosedur) yang digunakan orang dalam memberikan pembelajaran guna tercapai tujuan pembelajaran. Di dalamnya mencakup ceramah, permaian/simulasi, tanya jawab, sosiodrama (roleply), dan sebagainya.
6. Latar (seting) atau lingkungan ; termasuk di dlamnya adalah pengaturan ruang, pencahayaan, dan sebagainya.

C. Rumusan Masalah

Pada kesempatan ini, kami tertarik untuk membahas peran media audio visual
untuk pendidkan. Terutama pada proses penyampaian informasi dan pemahaman materi pendidikan pada murid-murid sekolah, khususnya dalam pembelajaran fisika
teknik di SMK Negeri 1 Kudus. Atau dengan perkatan lain permasalahan yang akan di bahas dalam penulisan ini adalah :

“Bagaimana penggunaan media audio visual dalam meningkatkan hasil belajar fisika teknik pada siswa SMK Negeri 1 Kudus?”

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini ada;lah untuk mengetahui bagaimana pern media audio
visual dalam meningkatkan motivasi belajar fisika
teknik pada siswa SMK Negeri 1 Kudus

Adapun kegunaan dari penelitian ini di tujukan kepada tiga pihak yaitu siswa, peneliti/guru, dan sekolah dalam hal ini SMK Negeri 1 Kudus.

1. Siswa

Pembelajaran dengan media audio visual dapat mempelbagaikan bahan
rujukan siswa karena dapat di aplikasikan dengan berbagai aktivitas pembelajaran seperti teks, meneliti gambar, video, visual dan sebagainya . ini secara tidak langsung akan meningkatkan motivasi siswa yang selanjutnya dapat meningkatkan pencapaian hasil belajar siswa.

2. Peneliti / guru

Penelitian ini dapat membantu memudahkan proses pengajaran dan
pembelajaran di dlam kelas dan juga dapat mengurangi beban peneliti / guru. Oleh karena itu, pembelajaran dengan menggunakan media audio visual ini dapat menjadi sumber rujukan dan motivasi kepada peneliti / guru untuk membuat inovasi agar proses pembelajaran lebih di pahami dan di ikuti oleh siswa.
3. SM
K Negeri 1 Kudus

Untuk sekolah, penelitian ini paling tidak dapat di jadikan masukan untuk
mengoptimalkan penggunaan media audio visual dalam kegiatan pembelajaran yang pada gilirannya akn dapat meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah pada khususnya dan mutu pendidikan pada umumnya.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Hakekat Media Audio Visual

Kata media berasal dari bahasa latin yang adalah bentuk jamak dari medium batasan mengenai pengertian media sngat luas, namun kita membatasi pada media pendidikan saja yakni media yang digunakan sebagai alat dan bahan kegiatan pembelajaran.
Adapun penjabaran tokoh-tokoh tentang pengertian media pembelajaran antara lain :
1. Menurut Berlach dan Ely (1971) mengemukakan bahwa media dalam proses pembelajaran cenderung diartikan alat-alat grafis, fotografis atau elektronis untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.

2. Menurut Heinich, dkk (1985) media pembelajaran adalah media-media yang membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan pembelajaran atau mengandung maksud-maksud pembelajaran.

3. Martin dan Briggs (1986) mengemukakan bahwa media pembelajaran mencakup semua sumber yang di perlukan untuk melakukan komunikasi dengan si-belajar. Hal ini bisa berupa perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan pada perangkat keras.

4. Menurut H Malik (1994) media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat di gunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran) , sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikitan dan perasaan si-belajar dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu .

Mengapa perlu media dalam pembelajaran ? pertanyaan yang ering muncul memprtanyakan pentingnya media dalam sebuah pembelajaran. Kita harus mengetahui dahulu konsep abstrak dan konkrit dalam pembelajaran, karena proses belajar mengajar hakekatnya adalah proses komunikasi, penyampaian pesan dari pengantar kepenerima. Pesan berupa isi / ajaran yang dituangkan ke dalam simbul-simbul komunikasi baik verbal (kata-kata dan tulisan) maupun non verbal, proses ini di namakan encoding. Penafsiran simbul-simbul komunikasi tersebut oleh siswa di namakan decoding.

Adakalanya penafsiran berhasil, adakalanya tidak. Kegagalan / ketidak berhasilan dalam memahami apa yang di dengar, dibaca, di lihat atau di amati. Kegagalan / ketidak berhasilan atau penghambat dalam proses komunikasi di kenal dengan istilah barriers atau noise. Semakin banyak verbalisme semakin abstrak pemahaman yang di terima.

Berdasarkan uraian di atas jelaslah bahwa secara umum media mempunyai beberapa kegunaan, yaitu :

1. Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis

2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indra

3. Menimbulkan gaairah belajar, interaksi lebih lagsung antara mu\rid dengan sumber belajar.

4. memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori dan kinestetiknya.

5. memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sma.

Selain itu Kemp and Dayton, 1985 menyatakan bahwa media pembelajaran
dapat memberikan kontribusi berikut :

1. Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar

2. Pembelajaran dapat lebih menarik

3. Pembelajaran jadi lebih interaktip dengan menerapkan teori belajar

4. Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat di perpendek

5. Kualitas pembelajaran dapat di tingkatkan

6. Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun di perlukan
7. sikap positip siswa terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat di tingkatkan

8. Peran guru berubah ke arah yang positif

Karakteristik dan kemampuan masing-masing media perlu di perhatikan oleh
guru agar mereka dapat memilih media mana yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan. Untuk itu perlu di cermati daftar kelompok media instruksional menurut Anderson, 1976 berikut ini :

KELOMPOK MEDIA MEDIA INSTRUKSIONAL

1. Audio • pita audio (rol atau kaset)

• piringan audio

• radio (rekaman siaran)

2. Cetak • buku teks terprogram

• buku pegangan / manual

• buku tugas

3. Audio-cetak • buku latihan di lengkapi kaset

• gambar/poster (dilengkapi audio)

4. Proyek Visual Diam • film bingkai (slide)

• film rangkai (berisi pesan verbal)

5.Proyek Visual Dian • film bingkai (slide) suara

dengan Audio • film rangkai suara

6. Visual Gerak • film bisu dengan judul (captiomn)

7.Visual Gerak dengan Audio • film suara

• video/vcd/dvd

8. Benda

• benda nyata

• model tirual ( mock up)

9. Komputer

• media berbasis komputer; CAI (Computer Assested Instructional) & CMI ( Computer Managed Instructional)

B. Hakekat Motivasi Belajar

Motivasi berpangkal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai daya penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tervcapainya suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebgai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Adapun menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang di tandai dengan munculnya “feeling” dan di dahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang di kemukakan oleh Mc. Donald ini mengandung tiga elemen/ciri pokok dalam motivasi itu, yakni motivasi itu mengawalinya terjadinya perubahan energi, di tandai dengan adanya feeling, dan di rangsang dengan adanya tujuan.
Namun pada intinya motivasi merupakan kondisi pskikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya dan penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga di harapkan tujuan dapat tercapai. Dalam kegiatan belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab sesedorang yang tidak mempunyai moticvasi dlam belajar, tidak akan mungkin melakukan aktifitas belajar.

Motivasi ada dua, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ektrinsik
1. Motivasi Intrinsik

Jenis motivasi ini timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan
dorongan orang lain, tapi atas dasar kemauan sendiri.

2. Motivasi ektrinsik

Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah
karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan
keadaan demikian siswa mau melakukan sesuatu

Bagi siswa yang selalu memperhatikan materi pelajaran yang di brikan, bukanlah masalah bagi guru. Karena di dalam diri siswa tersebut ada motivbasi, yaitu motivasi intrinsik. Siswa yang demikian biasanya dengan kesadaran sendiri memperhatikan penjelasan guru. Rasa ingin tahunya lebih banyak terhadap materi pelajaran yang diberikan. Berbagai gfangguan yang ada di sekitar, kurang dapat mempengaruhinya agar memecahkan perhatiannya.

Lain halnya bagi siswa yang tidak ada motivasi di dalam dirinya, maka motivasi ekstrinsik yang merupakan dorongan dari luar dirinya mutlak diperlukan. Di sini tugas guru adalah membangkitkan motivasi peserta didik sehingga ia mau melakukan belajar.

Ada beberapa strategi yang bisa di gunakan oleh guru untuk menumbuhkan motivasi beljar siswa, sebagai berikut :

1. Menjelaskan tujuan belajar ke peserta didik.

Pada pemulaan belajar mengajar seharusnya terlebih dahulu seorang guru menjelaskan mengenai Tujuan Instruksional Khusus yang akan di capainya kepada siswa. Makin jelas tujuan maak makin besar pula motivasi dalam belajar.
2. Hadiah

Berikan hadiah untuk siswa yang berprestasi. Hal ini akan memacu semangat mereka untuk bisa belajar lebih giat lagi. Di samping itu, siswa yang berprestasi akan termotivasi untuk bisa mengejar siswa yang berprestasi.
3. Saingan / kompetisi

Guru berusaha mengadakan persaingan diantara siswanya untuk meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah di capainya.
4. Pujian

Sudah sepantasnya siswa yang berprestasi untuk di berikan penghargaan atau pujian. Tentunya pujian yang bersifat membangun.

5. Hukuman

Hukuman di berikan kepada siswa yang berbuat kesalahan saat proses belajar mengajar. Hukuman ini di berikan dengan harapan agar siswa tersebut mau merubah diri dan berusaha memacu motivasi belajarnya

6. Membangkitkan dorongan kepda anak didik untuk belajar

Strateginya adalah dengan memberikan perhatian maksimal ke peserta didik.
7. Membentuk kebiasaan belajar yang bik

8. Membantu kesuliatan belajar anak didik secara individual maupun kelompok
9. Menggunakan metode yang berfariasi, dan

10. Menggunakn media yang baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran

C. Hakekat Pembelajaran Fisika

Kata IPA merupakan singkatan dari Ilmu Pengetahuan Alam yang merupakan
terjemahan dari bahasa Inggris Natural Science atau Science. Natural artinya alamiah, berhubungan dengan alam atau sangkut paut dengan alam. Science artinya Ilmu Pengetahuan. Jadi Ilmu Pengetahuan alam (IPA) atau Science secara harfiah dapat di sebut sebagai ilmu tantang alam ini, ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. (Srini M. Iskandar, 1997 : 2)
Mata pelajaran Fisika di SLTP merupakan perluasan dan pendalaman IPA di sekolah dasar (SD) dan sebagai dasar untuk mempelajari prilaku benda dan energi serta keterkaiatan antara konsep dan penerapannya dalam kehidupan nyata.
Pembelajaran IPA di SLTP menurut kurikulum 1994 edisi refisi 1999 bertujuan agar siswa dapat :

1. Meningkatkan kesadaran akan kelestarian lingkungan kebanggaan nasional, dan kebesaran serta kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa ;

2. Memahami konsep-konsep IPA dan saling keterkaitannya ;

3. Mengembangkan daya penalaran untuk memecahkan masalah yang di hadapi dalam kehidupan sehari-hari ;

4. Mengembangkan keterampilan proses untuk memperoleh konsep-konsep IPA dan menumbuhkan nilai-nilai dn sikap ilmiah ;

5. Menerapkan konsep dan prinsip IPA untuk menghasilkan karya teknologi sederhana yang berkaitan dengan kebutuhan manusia;

6. Memberikan bekal pengetahuan dasar untuk melanjutkan kejenjang pendidikan menengah .
Mengenai apa itu Fisika dapat di ambil definisi yang telah di tulis oleh
beberapa ahli di antaranya :

1. Herbert Druxes, et al, (1986 : 3), fisika adalah pelajaran tentang kejadian dalam alam yang memungkinkan penelitian dengan percobaan, pengukuran apa yang di dapat, penyajian secara matematis, dan berdasarkan peraturan-peratuaran umum .
2. Brockhaus ( 1972 ), fisika adalah suatu uraian terttutup tentang semua kejadian fisikalis yang berdasarkan beberapa hukum dasar.

3. Orear (1973), fisika adalah suatu teori yang menerangkan gejala-gejala alam sesederhana-sederhananya dand berusaha dmenemukan hubungan anara kenyataan-kenyataannya
Lebih lanjut dalam masalah pelajaran fisika di sekolah-sekolah pendidkan
umum oleh Herbert Druxes, et al (1986:27) di uraikan secara singkat bahwa :
a. Fisika tidak di sukai yaitu masih banyak di pertanyaakan kegunaan hasil fisika bagi manusia, anggapan fisika sebagai ilmu pengalaman terurai secara murni sehingga hasil dan pernyataannya juga di anggap tidak mempunyai arti dalam gambatran dunia,

b. Fisika itu berat, yaitu adanya pengertian dan model yang hampir tak ada hubungannya dengan dunia kita yang dapat di indera dan di amati.
c. Pelajaran fisika tidak aktual yaitu pelajaran fisika tidak memuat rencana yang peristiwa-peristiwa fisika yang edang terjadi.

d. Pelajaran fiska itu Eksperimental yaitu pelajaran fisika oleh guru harus di barengi dengan percoaan di depan kelas dan di laboraturium oleh siswa yang dengan demikian terdapat pemberatan cukup besar bagi pengajar /guru.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Setting Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini di laksanakan di kelas X SMK 1 Kudus yang berlokasi di jalan TB. Badaruddin Jati Negara Kaum Kudus. Jumlah siswa 37 orang, dengan latar belakang sosial ekonomi yang Heterogen.

B. Persiapan Penelitian

Untuk memperlancar perlaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, kami
telah mempersiapkan instrumen dan penilaian ( terlampir )

C. Siklus Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini menggunakan dua kali siklus, yaitu:

1. Siklus pertama yang meliputi :

A. Pendahuluan

Mempersiapkan konsep materi yang kan di jadikan bahan pembeljaran yaitu :

SK : memahami wujud zat dan perubahannya

KD: mendeskripsikan peran Kalor dalam mengubah wujud zat dan suhu suatu benda serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari terhadap kehidupan di muka bumi. Indikator :

• Menyelidiki pengaruh kalor terhadap perubahan suhu benda dan perubahan wujud zat .

• Menyelidiki banyaknya kalor yang di perlukan untuk menaikkan suhu zat.

• Menyelidiki faktor-faktor yang dapat mempercepat penguapan.

• Menyelidiki kalor yang di butuhkan pada saat mendidih dan melebur.

• Menerapkan hubungan.

• Q = m. c. Δt

• Q = m.U dan Q = m.L untuk menyelesaikan masalah sederhana

B. Langkah Utama

1. Guru memberikan angket tentang minat siswa terhadap kekuatan pembelajaran fisika.
2. Guru menjelaskan maksud pembelajaran yaitu memahami wujud zat dan perubahannya.
3. Guru menjalankan program komputer “Pesona Fisika” tentang peran kalor dlam mengubah wujud zat dan suhu suatu benda serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari terhadap kehidupan di muka bumi.

4. Guru memberikan kesempatan tanya jawab pada siswa secara klasikal dan mencatat aktivitas siswa dalam lembar observasi.

5. Guru membagikan LKS (Lembar Kerja Siswa) yang di kerjakan secara kelompok dengan berdiskusi dan mencatat aktivitas siswa dalam lembar observasi .C. Langkah Penutup

Guru memberikan penilaian kepada kelompok-kelompok siswa yang melakukan pengamatan dan diskusi tersebut.

2. Siklus ke dua menunggu refleksi siklus ke – 1

1. Pembentukan Instrumen

Untuk mendapatkan data yang valid dan akurat dari siswa, guru / kolaborator meneliti menggunakan Instrumen berupa :

a. Catatan yang meliputi “Persiapan, pelaksanaan dan penelitian”.

b. Lembar evaluasi

c. Lembar Observasi

d. Angket

2. Analisa dan Refleksi

Data yang dicatat tiap langkah meliputi :

a. Data hasil pemahaman materi pembelajaran peran kalor dalam mengubah wujud zat dan suhu suatu benda serta penerapannya dlam kehidupan sehari-hari terhadap kehidupan di muka bumi.

b. Data tentang Motivasi belajar siswa dalam pembelajaran yang menggunakan media audio visual.

Data diatas dianalisis secara berkala setiap langkah. Hal ini bertujuan untuk mengetahui hasil yang sebenarnya berdasarkan tujuan kegiatan belajar mengajar (KBM) yang hendak di capai.

DAFTAR PUSTAKA


Bohlin, Roy M. ( 1987 ). Motivations in instructional design: Comparison of an American and a Soviet model, Journal of Instructional Developmen vol. 10 (2) 11-14

Beard Ruth M. dan Senior, Isabel J. ( 1980 ). Motivating students. London: Routledge and Kegan Paul Ltd.

Combes, Peter, dan Triffin, John ( 1978 ). Television Production for Educations: a System Approach, Focal Press, London

Heinich Robert et-al ( 1982 ). Instructional Media and New Tecnologies of Instrucsion. Jhon Wiley & Sons.

Kemp, Jerold E. ( 1982 ). Planning and Producting Audio Visual Materials. Thomas Y. Crowell Inc. New York

____________________, ( 1987 ). Instructional Design. David Lake Publisher. Macrae. Donald L., et-all, ( 1983 ). Television and Introduction. Methuen Publications.

Sopah, Djamaah ( 1998 ). Studi tentang Model Peningkatan Motivasi Berprestasi Siswa, Laporan Penelitian Palembang: Lembaga Penelitian Universitas Sriwijaya.

Priyono, Elida ( 1989 ), Motivasi dalam Belajar, Jakarta: PPPLPTK

Tidak ada komentar: